Dalam Islam pernikahan adalah penyatuan 2 lawan jenis anak
Adam (laki-laki dan perempuan) dalam suatu ritual agama yang menghalalkan
hubungan biologis diantara keduanya serta menyatukan antara kedua keluarga
pasangan, suku dan Negara.
Jika dirinci dari definisi tersebut :
- Penyatuan dua lawan jenis (laki-laki dan perempuan) jelas di sini tidak ada dan tidak boleh seorang muslim menikah dengan sesama jenisnya. Karena dalam Islam banci dan lesbian ditolak karena ini merupakan penyakit serta ini merupakan dosa besar.
- Dari anak Adam dalam artian muslim haruslah menikah dengan sesama manusia bukan dengan jin atau hewan.
- Dalam suatu ritual agama menunjukkan bahwa pernikahan itu adalah ibadah. Jadi, niat menikah itu adalah merupakan niat untuk ibadah, bukan karena suka, bukan karena ajakan teman dan bukan permintaan dari orang tua serta harus jelasnya dari awal karena ibadah sehingga ketika merasakan suka duka dari pernikahan bisa dilalui.
- Menghalalkan hubungan biologis diantara keduanya, karena memang dalam pernikahan itu 70% adalah hubungan biologis. Karena manusia membutuhkan itu, manusia butuh melihat lawan jenisnya, menyentuh lawan jenisnya, butuh mencium lawan jenisnya dan butuh berhubungan jima’ (hubungan biologis) dengan lawan jenisnya dan itu fitrah manusia. Jika ada orang yang mengatakan tidak butuh itu semua dia upnormal dalam artian keluar dari batas normalnya. Sangat normal jika manusia membutuhkan itu maka Allah ajarkan manusia dengan cara akad nikah sehingga dinyatakan halal untuk hubungan biologis.
- Menyatukan keluarga kedua pasangan ini menegaskan bahwa pernikahan itu merupakan penyatuan antara dua keluarga jadi salah ketika seseorang menikah hanya untuk orang yang dinikahinya saja, haruslah siap menerima adanya mertua dan adanya ipar. Banyak orang yang ribut dengan mertuanya karena tidak siap menerimanya sebab mereka hanya menginginkan pasangannya saja. Sehingga banyak kita lihat istri-istri yang tidak suka melihat suaminya berbakti terhadap orang tuanya, sedangkan dalam islam sudah menjadi hukum bahwa seorang laki-laki harus berbakti kepada orang tuanya sampai dia mati maka tidak boleh seorang istri menjadi penghalang suaminya untuk berbakti terhadap orang tuanya dan semestinya seorang istri harus mendukung itu, akan tetapi sangat banyak kita lihat seorang anak durhaka terhadap orang tuanya dikarenakan istrinya sendiri.
Dalam
rumah tangga pasti akan selalu ada cobaannya baik itu cobaan dari pasangan
sendiri, dari mertua, dari ipar dan dari tetangga, bagi orang yang telah menikah
haruslah siap untuk menghadapi cobaan seperti itu, karena dalam hidup ini
dengan cobaan itulah terdapat manisnya hidup manusia tanpa cobaan hidup ini
tidak ada seninya, dengan adanya cobaan itulah potensi manusia keluar seperti
munculnya ide-ide untuk menghadapi cobaan itu, Allah memberikan cobaan itu
adalah untuk mengeluarkan semua potensi yang ada maka oleh karena itu pahala sabar juga bisa didapatkan ketika manusia sanggup menghadapi cobaan dalam
hidupnya.
Suatu
hal yang wajar dalam rumah tangga ada cobaan tersebut karena bertahun-tahun
pasangan kita dididik oleh orang tuanya dan begitupun kita juga demikian jadi
tidak mungkin dalam waktu yang singkat semua perbedaan-perbedaan itu langsung disatukan
tentunya butuh waktu untuk penyesuaian. Yang terpenting asas dalam rumah tangga
adalah yang benar membenarkan dan yang salah meminta maaf lalu segera
selesaikan masalah seketika itu dengan mengembalikan semua dengan hukum Allah
karena benar salah itu hanya dimata Allah SWT bukan dimata individu.
Tujuan
Pernikahan
Orang
yang melakukan suatu perbuatan tanpa ada tujuan maka tidak akan sampai pada
target yang dia inginkan, dalam Islam harus ada tujuan. Oleh karena itu menikah
juga harus ada tujuannya.
- Perluasan hubungan sebagaimana firman Allah “Hai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah maha mengetahui”. Semua itu Allah jadikan bervariasi untuk manusia saling kenal mengenal. Karena dengan adanya pernikahan maka akan saling tahu apa tradisi dari yang lain.
- Memperoleh keturunan. Allah jadikan hubungan biologis setelah adanya pernikahan itu untuk memperoleh keturunan sebagai proses keberlanjutan generasi manusia, karena dengan adanya pernikahan itulah Allah jadikan manusia berkembang biak.
- Menikah untuk ketentraman, maka cari pasangan yang bisa memberikan ketentraman dengan cara lihat agamanya, karena jika bagus imannya maka baguslah agamanya, bagaimana cara untuk melihat agamanya? Bisa anda lihat dengan mencari tahu kebiasaan apa yang dia lakukan, karena tidak akan memberikan ketentraman orang yang mempunyai kebiasaan-kebiasaan negatif (buruk) maka tidak akan mungkin kita mendapatkan ketentraman oleh orang yang seperti itu karena dia akan melakukan apa yang menjadi kebiasaannya itu misalnya perempuan yang memilih menikah dengan orang yang suka menghabiskan waktunya main judi maka jangan heran kalau dia akan tetap main judi setelah menikah atau laki-laki yang menikah dengan wanita yang tidak shalat maka jangan heran kalau dia tetap tidak akan shalat ketika menikah karena sudah menjadi kebiasaannya. Untuk mencari ketentraman dalam pernikahan yang harus menjadi patokannya adalah agama.
- Menjalankan perintah Allah dan Rasulnya jadi niatkan pernikahan itu untuk ibadah sebab sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya.
- Memenuhi kebutuhan biologis, semua manusia normal pasti mereka akan menginginkan hubungan biologis dan hubungan biologis merupakan cara untuk memperoleh keturunan dan melanjutkan generasi manusia.
Wallahu a'lam